Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Yakin, Bukan FOMO?

Apasih FOMO itu?

Assalammualaikum pembaca budiman, Pernah nggak kalian merasa panik gara-gara tertinggal informasi di media sosial yang saat itu hype banget, banyak dibicarakan oleh orang-orang, sedangkan kalian tak tahu apa-apa? Atau pernah nggak merasa baru saja tahu hal menurut kita itu “baru” eh sudah ada yang lebih baru lagi bahkan sudah menjadi trend. In the end merasa menjadi makhluk goa yang hidupnya jauh dari peradaban. Enggak gaul, kudet alias kurang update

Belum lagi, ketika menghabiskan waktu untuk berselancar di sosial media, lalu melihat status teman-teman yang dikenal meng-update status memiliki tas yang sedang dibicarakan banyak orang, berkunjung ke tempat yang hits, berkumpul dan staycation di hotel berbintang, pergi berlibur ke suatu tempat fancy atau ke pantai yang instagramable, makan di tempat mewah, memiliki gaji lebih tinggi yang bisa digunakan selama hidup satu tahun. Melihat seperti itu apakah pernah merasa gelisah lalu mulai mengkomparasikan hidup kita dengan hidup orang lain dan menyakini di setiap precious moment mereka seharusnya tak boleh terlewat sedikit pun. pernahkah?

Sadar atau enggak, fenomena itu disebut FOMO akronim dari Fear Of Missing Out. Sebuah istilah untuk menjelaskan tentang ketakutan atau ketertinggalan tentang sebuah tren yang sedang di bicarakan banyak orang, atau yang orang lain alami dan kita tidak terlibat di dalamnya. Sering ditemukan di era digital saat ini, FOMO dipicu oleh smartphone, barang wajib yang dimiliki setiap orang. Kenapa begitu? Karena ketika seseorang memiliki smartphone dia tidak akan bisa untuk tidak melibatkan segala aktivitasnya dengan sosial media. Entah itu upload, lalu mentions semua yang hadir di sana memberikan deskripsi yang cukup menyentuh ditambah kalimat yang sedikit hiperbola. Masalahnya kita tidak berada diantara mereka dan itu menimbulkan perasaan cemas. 

Baca Juga: Kisah Hari ini

Kenapa sih bahasnya beginian. why we have to being serious on this blog?.  Bukannya ini blog seneng-seneng yaa. Hahah. Tenang, bahasan ini menyenangkan kok. Sejujurnya pembaca budiman, aku menganggap ini hanya sekelabatan yang muncul dalam benak, yang barang kali bisa aku abaikan, tapi semakin lama tidak ku hiraukan, aku justru sering menemukan kejadian FOMO ini di lingkungan sekitarku. So i decided to talk about it di blog kesayanganku ini. 

Disclaimer ya, aku bukan seorang ahli yang tahu bagaimana FOMO ini bekerja dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Keresahan ini muncul setelah aku menyadari mungkin aku pernah menjadi bagian dari FOMO at the timebut now udah enggak ya. (Yakin amat!) Haha. Emang FOMO bahaya? Kalau yang berdampak negatif iya, kalau yang positif enggak juga. Nah di sini yang akan aku bahas yang negatifnya aja ya, karena yang jadi keresahaankan dampak negatif dari FOMO itu sendiri, tapi tentu dengan bahasaku yang aku harap para pembaca budiman mengerti. 

Baca Juga: Tenanglah Kita Semua Pernah Terluka

Aku pernah merasa bahwa hidupku ini gak happy, perkaranya simple sih. Melihat story teman-temanku yang berkumpul dengan wajah bahagia. Rasa dicurangi, rasa diasingkan itu mencuat. Merasa seperti hidupku kurang menyenangkan. Rasanya jika aku tidak bersama mereka ada yang kurang, ada perasaan kosong yang menyebabkan kedekatan kami nantinya akan berjarak. Entah kenapa pikiranku bekerja demikian.

Mungkin kondisi waktu itu feel loneliness, kurang memahami diri sendiri merasa tidak memiliki achievment yang patut dibanggakan sehingga memunculkan perasaan rendah diri. Kegiatan safari media sosial justru semakin membuatku membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Jatuhnya malah stres berat. Aku juga pernah berpikiran jika aku harus memiliki barang yang sedang ramai diperbincangkan tanpa mempertimbangkan keadaan ekonomi dan kebutuhan lainnya, sehingga apa yang sedang trendy harus aku ikuti. Hanya untuk diakui jika aku ini manusia yang up to date, semuanya jadi serba ngoyo (memaksa) kan ya?. Capek sendiri dengan pemikiran seperti itu. Ganggu kesehatan mental juga kan?.

Sesuatu yang membuat aku sadar manakala aku tidak memiliki tabungan sama sekali karena terlalu boros mengikuti “things” yang kerap kali disebut trend. Mengganggap bahwa apa yang ada di dunia maya adalah cerminan kebahagiaan. Padahal itu keliru, dunia nyata lebih menyenangkan daripada dunia maya. Aku mulai merubah pelan-pelan maindset. Menyadari jika kehidupanku berbeda dengan mereka, pun caraku memperoleh bahagia. Tidak perlu terburu-buru juga mengikuti sesuatu yang sedang tren karena kondisi setiap orang berbeda begitu juga dengan latar belakang dan ekonomi yang dimiliki.

Saat berbagi resahku yang mungkin bisa di katakan bagian dari FOMO dengan seorang teman, dia mengatakan “tak perlu merasakan demikian, karena memang tanpa kita, mereka seperti itu adanya, dan tak masalah jika kita berbeda dengan mereka”. Kalimatnya sederhana tapi penuh makna.

Lalu sekarang? Tentu saja semuanya memerlukan proses. Aku berusaha menjadi apa adanya  sekarang, tidak menjadi orang lain untuk menyenangkan orang lain ataupun untuk mendapatkan pengakuan orang lain. Aku ya aku, mereka ya mereka. Nah aku ingin share cara bagaimana cara mengatasi FOMO. Semoga ini berguna untuk siapapun yang sedang mengalaminya.

Cara mengatasi FOMO Versiku

Joy Of Missing Out (JOMO)

Lawan dari FOMO adalah JOMO- Joy Of Missing Out. Mungkin saat itu karena aku kurang bersyukur dengan yang ada dihadapanku. Merasa hal kecil yang dicapai tidak ada nilainya dengan apa yang dimiliki orang lain. Jadi, mudah sekali terpengaruh dengan hal-hal yang seharusnya itu tak aku lakukan. Mudah merasa kalau tidak seperti ini enggak update, gak kesini gak gaul. Padahal menjadi orang yang tidak terlibat dalam keramaian ataupun hingar binggar itu bukan hal salah. Melakukan sebisanya adalah hal baik dan utama untuk mencapai goals yang telah ditargetkan.

Membatasi diri untuk bermain media sosial

Sudah berapa lama berada di hadapan handphone untuk cek sosial media hari ini?, 1 jam, 2 jam, atau sepanjang hari?. Sudahi hal itu yeorobun, salah satu hal yang menjadi pemicu terbesar FOMO adalah terlalu menggantungkan diri dengan dunia maya itu tak baik ya. Tak ada media sosial rasanya hampa, gak eksis. Please stop to think about it. Gunakan media sosial dengan bijak. Kepo boleh saja, tapi be prepare kesehatan mental juga penting untuk dijaga 

Unfollow yang membuatmu insecure

menurutku sah-sah saja jika seseorang memamerkan apa yang dia miliki ataupun yang dia kunjungi di sosial medianya tapi tidak untuk kamu lihat, Sobetter to unfollow the one who makes you insecure. Yang terpenting itu tidak merugikan siapapun terutama dirimu sendiri

Being Happy No Matter What 

Di dunia ini yang patut dibahagiakan terlebih dulu adalah diri sendiri, yang patut dikasihani tentunya adalah diri sendiri. Kenapa harus melakukan sesuatu yang tidak membuat bahagia .  better I not being there and celebrate something distinguise dari apa yang membuat aku bahagia. Bahagia itu bisa muncul dari hal yang sederhana. Jika pun bahagiamu harus mengikuti tren deep breath and think twice, ask your self, are u really happy with that?.  jika jawabanya iya dan ringan-ringan saja dilakukan go head, lakukan. 

Akhirnya Blogspot menjadi [dot]com


Assalamu'alaikum pembaca budiman. finally di bulan September ini blog tersayang menjadi Top Level Domain (TLD) dari blogspot[dot]com ke dianovits[dot]com. Dengan nawaitu yang kuat blogspot kesayanganku ini hijrah menjadi Top Level Domain (TLD) atau bahasa sederhananya menggunakan nama dianovits.com.  Alhamdulillah, sebuah achievement yang benar-benar menjadi angin segar di sejarah dunia kepenulisanku. Setelah hampir 9 tahun bertahan dengan yang gratisan, kini mulai coba yang berbayar (halah…halah apasih yaa). Hahaa

Blog sebagai wadah curhatan sampah

Padahal ya, niatnya bikin blog ini jujurly berkaitan dengan tugas kampus yang  bejibun. Waktu itu, tahun 2013 memasuki semester 4 semakin gak karuan deadline nya. Putus asa dengan tugas yang harus minim 1000 kata dan di kerjakan dalam waktu 3 jam. Hobinya emang nulis, tapi namanya dunia pendidikan gak boleh asal ngetik lalu kirim tugas ala kadarnya ke dosen kan?. harus bener-bener proper isinya. Saat itu sebuntu-buntunya otak buat nugas, akhirnya memutuskan untuk share semuanya lewat blog. artikel yang di up ya gitu-gitu aja. Cerita yang kadang gak penting. Galau ala-ala anak muda dengan tugas dan batinnya. Intinya blog hanya sebagai wadah untuk sampah keluh kesah. 

Monetisasi dari Google Adsense aja juga serba coba-coba nothing to lose lah. Eh Alhamdulillah kok ya sekali daftar langsung approved . Sekali lagi Allah itu Maha Baik. Mulai gencar bikin artikel apapun yang penting update minimal seminggu sekali. Niche blog saat itu masih gado-gado masih curhatan, cerpen bersambung ataupun prosa. Meskipun rupiah yang didapat tak seberapa, menurutku itu worth it karena berawal dari hobi kok menghasilkan. Wah patut diperjuangkan ini.

Baca juga : Hadiah Untuk Seorang Blogger

Beruntungnya hobi menulis masih belum padam. Beberapa tulisan aku lombakan, alhamdulilah di terima oleh penerbit indie dan dipilih sebagai penulis terpilih yang hasil naik cetak. Senang dong ya. Saat itu aku juga berfokus ingin membuat buku dengan genre fiksi. Alhamdulillah naskah jadi tapi banyak ditolak penerbit tanpa alasan. Ha ha. Ada yang bilang mungkin tidak sesuai dengan visi dan misi penerbit. Yaudah cari penerbit lain, sambil membenarkan bagian-bagian naskah mungkin saja ada yang salah dalam penulisannya. Gitu aja terus, sampai akhirnya aku demotivasi. 

Di tengah-tengah ngeblog semangat mulai kendor kerjaan juga gak bisa di tinggal, akhirnya terbengkailah blog ini. Aku memilih rehat dari dunia tulis menulis selama beberapa bulan di blog. Lelah juga rasanya, di tolak berkali-kali tanpa ada alasan, seperti ditinggalkan tanpa kabar. Sakit!

Ke- trigger memulis lagi saat aku menjadi ibu rumah tangga, karena belum ada aktivitas seperti sekarang ini dan lelah menunggu kabar dari penerbit, akhirnya aku memilih untuk  self publishing  sort of  novelku di blog. Semakin sering aku mengunggah artikel, sedikit banyak teman-teman baik di dunia nyata ataupun maya, mulai me-notice, jika aku ini suka sekali menulis. Pernah juga aku dijadikan  ghost writer  oleh teman sendiri dengan bayaran makan siang ataupun camilan di kantor. Menurutku tak masalah, selama aku  mendapatkan keuntungan darinya why not,  win-win solution  kan?. Hehe

Mulai Untuk Menjadi TLD

Sebenarnya banyak banget pertimbangan sebelum bener-bener  haqqul yaqin  buat website sendiri. Salah satu di antara banyak adalah takut nanti ketika sudah menggunakan domain nama sendiri, di tengah jalan akan terbengkalai dengan segudang kegiatan yang penting dan gak penting, kan sayang yaa?. Domain ini berbayar loh, lumayan juga bisa untuk beli skin care. Belum lagi buntu ide dan mager buat artikel akhirnya blog nganggur lagi berbulan-bulan. Lalu, seketika upload, yang di unggah artikelnya  basi untuk dibaca dan gak ada insight-nya buat pembaca yang membuka situs web ini dengan sukarela. Kekhawatiran ini yang membuatku maju mundur untuk beralh ke TLD. 

lalu, bermula dari kegiatan blogwalking beberapa hari terakhir, dan kebetulan banyak sekali yang berbagi pengalaman terkait perubahan domain yang mereka lakukan dari blogspot ataupun wordpress dan apa keuntungannya. Itu semua memberikan keyakinan yang mempengaruhi niatku untuk “udah beli aja toh sekarang mau fokus kan!”

Lalu tergelitiklah untuk mencari sahabat hosting sesuai referensi dari seorang blogger yang tulisannya ngena banget di aku & well i reserved and paid. ketidakpercayaan yang pertama kali aku rasakan. Lebay ya? . Hehe. Bayangin yang dari dulu maju mundur untuk beralih, eh seketika baca blog seseorang langsung yakin untuk berubah. I've my own website. Horaay!!, tapi semuanya gak semudah itu pembaca budiman, ada tahan-tahap yang harus aku lalui, belum lagi ketika DNS management gak sesuai. Untung aku menemukan customer service yang super sabar. Dibantu oleh beberapa kali CS sahabat hosting yang super ramah dan pantang menyerah dengan kelemotanku yang kadang-kadang kumat. Jadilah website dianovits.com melanglang buana di dunia maya. Happynya luar biasa. Receh ya, mungkin ada yang seperti itu (mungkin pembaca budiman), aku tidak terlalu ambil pusing sih, karena menurutku ini  one step closer untuk lebih fokus dengan apa yang aku inginkan.

Baca juga: Apakah Hatimu sudah Merdeka?

Perkara domain kelar, nah sekarang giliran niche mana ingin aku fokuskan, terkait artikel apa saja yang patut untuk diunggah. Mungkin sama seperti sebelum-sebelumnya, hanya saja pembendaharaan katanya lebih di tata dan bisa enak di baca setiap mata. basicly untuk hasil artikel tentunya dari hasil pengalaman, pengamatan dan perasaan. Aku ingin mepertahankan tujuan blog ini, menjadikan blog sebagai ruang publik yang sesuai dengan keinginanku dan juga bersanding dengan keinginan pasar. kalau bisa ya, bukan begitu pembaca budiman?. Tujuan diabadikannya menjadi Top Level Domain kan, agar aku lebih bertanggung jawab dan konsisten untuk mengunggah artikel dan juga memberikan informasi yang positif bagi pembacanya.  tentunya, akan aku sesuaikan dengan bagaimana keinginanku. Setidaknya artikel yang akan aku upload berguna untuk diriku sendiri sebagai penulis (karena aku suka sekali  re-read tulisanku di sini).

Afirmasi dari para pembaca budiman

Jujur sejak awal bergabung ke dunia blogger aku tidak mengharapkan pujian dari siapapun. aku hanya manusia biasa yang butuh tempat sampah untuk membuang keluh kesah di pundak, nah kebetulan saat itu aku bertemu blog. Setelah mulai senang bermain blog beberapa teman mengingatku sebagai blogger, bahkan mereka mengatakan sering mengunjungi blogku secara sukarela. ahh senangnya! 

Ada perasaan haru, ketika mulai menulis kembali dari istirahat selama beberapa bulan, seseorang teman mengatakan enjoy dengan tulisan yang aku upload. Bahkan ketagihan untuk terus membaca beberapa artikel sebelum-sebelumnya. Tenang, dia bukan Mas Bojo kok, mas Bojo sudah sibuk dengan kegiatan kantornya. Aku juga tak menuntut untuk dia harus membaca blogku ini. Jadi aku pastikan ini seorang teman yang juga senang membaca, kebetulan tulisanku salah satunya.

Ada lagi, beberapa hari yang lalu, seorang teman juga mengatakan suka dengan tips yang aku share terkait keuangan rumah tangga. Menurutnya hal itu bisa dia gunakan dalam mengatur keuangannya dan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga kecilnya. Ada juga teman yang mengatakan jika penulisanku rapi. Pengakuan mereka sedikit banyak memberikan afirmasi untukku. Aku terpacu untuk menjadi lebih baik. 

Tentu dong ya, manusia harus jadi lebih baik dari sebelumnya. Nah kebetulan perantaranya dari mereka. Terima kasih untuk para pembaca budiman yang sejauh ini mendukung aku dengan cara indahnya sampai aku seniat ini untuk menjadikan blogspot ke alamat domain dengan namaku sendiri.

Aku pikir, cukup sampai di sini cerita [dot]com dari situs kesayanganku ini. Semoga kedepannya setiap artikel yang di upload bisa sampai di sanubari kalian ya. Tidak itu saja, kalian yang hobinya menulis juga bisa untuk menjadi seperti ini bahkan bisa lebih, jika berkeinginan kuat dan berpikir lebih keras. Jangan sungkan-sungkan untuk bertanya, karena lebih baik terlambat daripada tidak  sama sekali.

Nongkrong Asyik di Tropical Coffee Surabaya


Tropical Cafe Surabaya

Assalamu'alaikum pembaca budiman. Mendekati tanggal gajian mau sedikit cerita nih, finally bisa menyempatkan diri bertemu dengan teman lama plus yang sekarang jadi partner kerja online. Sejak pindah Mojokerto, banyak banget janji yang terlewatkan karena satu dan lain hal. Berhubung kemarin ke Surabaya-nya agak lama dan jadwalnya kosong, cus chat bentar buat konfirmasi berkunjung kerumahnya. Alhamdulillah oke. 

Hidden Gems di Surabaya!

"nanti ngafe yuk, kerja di luar" ajaknya. Dia pengennya kerja bareng sambil ngecafe deket rumah, hitung-hitung refresing biar keluar dari “kandang”. Ha ha. Aku sih iya-iya aja toh emang niat utamanya ketemu. Unplanned meet ini membawa kami pada tempat yang menurutku itu adalah sebuah Hidden Gems . Kami berkunjung ke sebuah kafe ala-ala daerah topis, Tropical Coffee Surabaya namanya, berlokasi di Jl Keputih Timur Raya No 20A, daerah pinggiran kota Surabaya.

Baca juga:  Usianya just a number tapi kenyataannya

Begitu masuk cafenya aja sudah di buat WAHH., Pintu masuknya seperti bangunan Maroko, eh pas masuk kayak di Bali. Eyes cathing sekali desainnya dari kafe sekitar. Udah siap ngekonten nih di benak. Kebetulan ketika sampai di sana, kondisi cafenya gak begitu rame, mungkin karena baru jam buka cafe.

Perpaduan konsep yang menarik

Cafenya lucu, berkonsep ala-ala Bali style gitu yang dikelilingi warna peach sebagai dominan. Ditambah kumpulan jerami yang di tata rapi digunakan untuk atap dan beberapa rotan yang dibentuk sedemikian rupa sebagai wadah lampu atau hiasan serta cermin-cermin kekinian (ya kan jadi  rindu vacation ke Bali lagi, dududu). 

Indoor  ,  outdoor   ataupun semi outdoor semua menarik. Rasanya mau pindah-pindah duduk aja. Haha. Bahkan untuk area outdoor gak perlu takut kepanasan karena bayangan tanaman yang menjulang tinggi dan atap ruangan semi outdoor bisa melindungi tamu yang memilih duduk di sana. Tanaman asli sebagai penghias di setiap sudut ruangan pun menarik untuk ikut masuk frame kamera.

Tropical Cafe Surabaya


Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Baca Juga:  Karang di Pantai Timang Jogjakarta

Memiliki Banyak Variasi Menu

Setelah memilih tempat kami duduk, yang berada di tengah-tengah area indoor dan outdoor , pelayan café menghampir, menyapa memberi salam dan berpantun. Loh kok?. Enggak deng dia hanya datang membawa selembar menu yang bisa kami corat-coret. Sengaja memilih menu yang harus berbeda, supaya kegiatan cicip mencicip jajan masing-masing tidak lekang oleh dompet tebal. Hehe. Lah kok gitu? kalo dompet tebal kan bisa pilih ini itu, ina inu dan bisa bayar sendiri bahkan pesanan pun bisa sama. Maka dari itu, jangan sampe budaya cicip mencicip hilang dari muka bumi meskipun dompet pada tebal yaak.

Selain lembar menu yang diberikan kepada kami, setiap meja juga memiliki aplikasi scan barcode menu untuk mengetahui menu apa saja yang tersedia. Cukup canggih ya, udah 2x nih aku menemukan tempat kongkow yang  ready  scan barcode menu. Satu di Jogja satu lagi di sini. 

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Dari harga menu yang aku amati mayan mahal ya, gak ramah di kantong. Hehe. Niatnya pengen makan berat. tapi karena tau harganya, jadi urung deh pesan snack aja aman,  kalau enggak gitu, dompet boncos yeorobun . Mungkin emang yang dijual keunikan konsep dari cafe ini sendiri, jadi aku maklum. So, aku memesan Watermelon Whiz sejenis Jus Semangka, dengan topping creamer ditambah potongan buah semangka dan mentimun yang di iris tipis, untuk snacknya aku memesan Cassava Cheese atau yang lebih dikenal dengan nama singkong keju.

Tropical Cafe Surabaya

Sedangkan teman cantikku ini memesan Ice Latte tau kan ya ini apa? es kopi susu dengan topping bubuk aren dan Frenzy French Fries atau kentang goreng dengan taburan peterseli. Widih gaya ya, menunya serba inggris-an. Kalau untuk rasa, minumannya enak kok terutama minumanku, untuk snacknya standar sih, kan yang di pesan snack biasa. Hehe 

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya


Tropical Cafe Surabaya

Menurut info yang tertuangan dalam web setelah scan barcode. Café ini mulai dibangun pada tahun 2019 dan memang sengaja membuat konsep café yang berbeda dari café yang selama ini ada. Sebuah café yang memadukan antara Maroco Vibes dan Bali style untuk membuat pengunjung café betah berlama-lama berada di café ini. Bener banget nih mah!. Aku super beta di sana. Gak mau pulang, tapi berhubung inget kegiatan selanjutnya mau gak mau ya harus pulang yang penting udah dapat foto bagus. Hehe

Aku dan teman cantiku ini pada akhirnya tetap bekerja tapi porsinya lebih sedikit dari wacana. Maklumlah temen lama yang juarang banget ketemu sekali ketemu harus quality time buangeet. Selebihnya ya, kami tidak menyia-nyiakan waktu untuk bercerita banyak hal tentang masa muda  (sok iya banget sekarang udah tua), vacation terakhir kami bareng-bareng sebelum semuanya pada menikah, tentang pekerjaan masing-masing suka dukanya kerja online yang jauh dari main office, tentang pasangan, tentang kehidupan. Tentang apapun yang menarik untuk dibicarakanlah. Namanya juga cewek-cewek. Kalau ketemu ngapain aja sih, ngobrol kan ya? kalau gak gitu ya foto-foto gak lupa minta tolongin mas-mas yang bekerja di sono buat fotoin.


Baca juga: Surat Untuk Kawanku

Setiap ruangan atau sudut kafe menarik sebagai spot foto, gak sengaja kejepret pun hasilnya bagus. Pantas aja, pengelola mempersilahkan jika ada pasangan yang ingin melakukan  photoshoot yang tepat dengan fotografer profesional untuk pre-wedding, ataupun lainnya. pasti syarat dan ketentuan berlaku. Entah harus mengeluarkan dana lebih atau reservasi terlebih dahulu sekian hari sebelumnya. 

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Tropical Cafe Surabaya

Di kafe ini juga tersedia ruangan khusus untuk pengunjung tidak diizinkan memotret dan merokok. Mungkin untuk quality time kali yaa, but seriously ini cafee konsepnya ngena banget di hati. Bolehlah untuk kalian yang mencari-cari café yang instagramable di wilayah timur Surabaya bisa berkunjung ke sini. 

Review Hotel : Semalam Di Everyday Smart Hotel Malang

Assalamu'alaikum pembaca budiman. how's life penuh perjuangan bukan? Sama seperti ini bulan ini, Agustus. Selamat memeriahkan hari kemerdekaan pembaca budiman. Semoga kita mampu menghargai perjuangan para pahlawan, dengan cara kita bertahan di kejamnya dunia tidak membuat negeri tercinta ini hancur karena ego masing-masing. i wish august will be nice for all of us. Sedaap bener!! 

Baca Juga:  Dari Taman Sari ke Yamie Panda Taman Siswa

Ngomong-ngomong, mau cerita nih tentang staycation kemarin. Hehehe. Mumpung masih segar kenangannya. Alhamdulillah bisa short escape lagi, plus reunian dengan teman sekolah dulu, meskipun beda hotel tapi tetap quality time kita patut di acungi jempol. Kenapa kok gitu?, Actually i came in Malang because Mas Bojo did his job, nah aku nimbrung ikut buat meet up sama si temen ini. Bertemulah aku dengannya sesuai meet point di Alun-Alun Kota Malang. Pertemuan ini pertama kali sejak aku menikah, jadinya saat bertemu kami agak heboh. maklum ciwi-ciwi kalau ketemu kayak gimana sih, rempong kali ya. Setelah memastikan bertemu dengan temanku ini, aku pamitan dengan mas bojo doski harus kembali melakukan pekerjaan. 

Setelah chit chat dan berwisata ke kebun bunga sampai pukul 6 sore, akhirnya kami memutuskan untuk berpisah. Temanku yang baik ini mengantarkanku menuju tempat menginap yang telah di pesankan atas nama mas bojo. Alhamdulillah, kantornya baik banget. Patut di contoh perusahaan lain nih. Yaa, kayak perusahaan tempat aku bernaung dulu deh, minimal. Hehe

Staycation ini bener-bener menyenangkan. kalau ada yang tanya ketagihan staycation kah? Yup tapi sebenarnya staycation juga dalam rangka dinas mas bojo, menyelam sambil minum air kan? hehe. hitung-hitung untuk mencari suasana baru. Even di rumah lagi gak ngapa-ngapain, itu juga bisa ngebuat suntuk loh. Apalagi di rumah banyak kerjaan, tambah suntuk dan butuh healing kan (ini kalau menurut aku yaa). Gak takut ketagihan? Aku sudah ketagihan yeorobun. Hehe. Sejak bekerja di agen perjalanan, aku sering memanfaatkan compliment yang aku dapat dari hotel, baik itu untuk aku gunakan sendiri ataupun aku jual kembali. kebanyakan sih aku jual kembali dengan harga miring, mayan buat uang jajan. 

Baca Juga :  Menulis Menyehatkan Mentalku

Manfaat staycation buat aku pribadi, kegiatan yang sangat  membantu sekali untuk merefresh otak. aku bisa menemukan inspirasi untuk tulisan selanjutnya. Berhubung yang dimaksud dengan tulisan selanjutnya ya review hotel. jadi di maksimalkan dong, menamati seluruh hotel ini. Entah kenapa, rasanya mood kembali membaik dan seger like gamon (gagal move on) dari hal yang indah-indah apalagi kalau membahas tentang staycation .

Hotel yang akan aku review kali ini adalah Everyday Smart Hotel Malang. Namanya review berarti setelah aku singgah di sana dong ya, jadi semua yang aku curahkan nantinya adalah pure dari hasil pengalaman dan pengamatan pribadi no suntik-suntik drama, kali aja ada yang endorse. Haha mengharap sekali. husst! yuk lanjut ngetiknyaa.

Everyday Smart Hotel adalah hotel bintang dua yang berada di daerah hits Malang. Bangunan yang menjulang tinggi diantara bangunan sekitarnya ini berlokasi di Jl Seokarno-Hatta No. 2. Lowokwaru, Kota Malang.  Which is nearby with convinience store and culinery yang kerap kali jadi tempat jujukan kera-kera (arek-arek) Malang. Dekat pula dengan salah satu universitas ternama di Malang Universitas Brawijaya dan beberapa kampus lainnya. 

Posisi Hotel Everyday Smart Hotel ini ternyata menyatu dengan Apartemen Soekarno Hatta. Itu yang aku tangkap saat Pertama kali tiba di area Drop off  yang ada di lantai 1. After say good bye to my friends, karena hotelnya juga cukup jauh dari tempatku saat ini.Memasuki kawasan hotel ataupun apartemen, aku melihat ada 2 meja security yang bersebrangan dengan label masing-masing Apartemen Soekarno-Hatta dan Hotel Everyday Smart Hotel. Masing-masing meja pun memiliki ruang tunggu. Sedangkan untuk area parkir mobil ataupun motor tamu dan karyawan berada di basement 1 & basement 2. 

Baca Juga : Plesir Gumuk Pasir Pantai Dlodo

Mendekati meja khusus hotel, setelah mengatakan jika aku tamu hotel dan reservasi by online, security tersebut membantuku membukakan pintu kaca, pembatas antara lift dan ruang tunggu luar. Security tersebut menyuruhku menuju lantai 7 bertemu reseptionis. Sekilas aku tampak kebingungan, aku kira butuh card detector untuk menuju lantai 7, ternyata tidak. Tamu yang datang meskipun belum melakukan proses check in atau akan melakukannya bisa langsung menuju lantai 7 asalkan mendapatkan konfirmasi dari security yang menjaga dua meja tadi. 


Terdapat 3 lift di bangunan ini, 1 lift yang biasanya digunakan untuk barang dan ukurannya lebih besar dari 2 lift lainnya. 2 lift selanjutnya di peruntungkan untuk tamu yang keduanya bisa digunakan untuk akses apartemen ataupun hotel. Jujur aku menunggu lift yang datang agak lama entah karena memang lift tersebut kondisinya full atau karena terlalu tinggi bangunan yang bisa mencapai lantai 19 sehingga memperlampat jalan lift.

Tiba di lantai 7, aku langsung menuju reseptionis. Dibantu oleh staf yang super ramah proses check in berjalan lancar, setelah menyerahkan KTP lalu mengisi formulir tamu barulah aku diberikan kunci kamar atau card detector yang juga berisi informasi fasilitas kamar hotel dan voucher makan. Sekilas tentang lobby Everyday Smart Hotel ini. Areanya lobby cukup luas. Untuk posisi meja reseptionisnya menghadap pintu keluar 3 lift. Lebih tepatnya diantara 2 lorong menuju kamar hotel. Terdapat 2 set sofa hitam dengan posisi berhadapan, dilengkapi dengan bantal berwarna kuning biru, warna khas hotel Everyday dan meja kaca. Terdapat pula rak majalah, TV layar datar 32 inchi dan tempat refill minuman di setiap lorong dan area meja reseptionis.


Type kamar di everyday Smart Hotel ini terbagi menjadi 3 jenis, Standar, Superior dan Deluxe room. Aku mendapatkan kamar standart twin bed & non smoking room  city view yang ada di lantai 11 letak kamarnya berada di tengah-tengah lorong. Sempat protes kenapa harus twin bed, karena reservasi di awal double bed, ternyata karena kondisi hotel saat itu sedang penuh, tapi jika ingin double bed, tamu diizinkan untuk menyatukan ranjang twin bed sendiri. 

Super riweh sekali, tapi gapapa karena sama bojo As long ranjangnya empuk enak dan nyaman dibuat bobok. Menuju kamar, aku disuguhkan dengan lukisan abstrak di setiap dinding-dinding lorong. Begitu card detector aku tempelkan dan membuka pintu kamar, yang aku tatap pertama kali adalah wastafel yang posisinya tepat di samping pintu masuk kamar. Hehe. Lalu untuk kamar mandi, posisinya berada di sebelah kanan pintu masuk. Siap-siap mengeluarkan handphone, lalu jeprat-jeprat fasilitas kamar seperti biasanya. 




Room standart ini cukup luas, kurang lebih ukuran kamar 18meter persegi. Diatas ranjang twin bed terdapat lukisan berukuran sedang. Untuk fasilitas kamarnya sendiri seperti kamar standart hotel pada umumnya, meja belajar ambalan di ujung kamar dilengkapi dengan lampu dan kursi duduk. 2 botol welcome drink, dan 1 kotak tissue, Meja dan lampu tidur di kanan kiri ranjang. TV LED berukuran 29 inchi, Wi-fi, Pesawat Telepon, 1 pasang sandal hotel, AC yang super adem berkali-kali nyala matiin -nyala matiin. Hehe, lalu tempat penyimpanan baju & hanger, cool and hot water shower, closet duduk. Sedangkan untuk Coffe dan tea maker tidak disediakan di kamar ini, fasilitas tersebut hanya di peruntunkan untuk room di atas standart. Mengsedih yaa

Lagi, setelah tau mendapatkan ranjang twin sharing sudah ngebuat hati ternyes gitu (apaan sih. Haha) Bantal di kamar standart hanya di sedikan satu, tanpa guling ataupun bantal kecil khas hotel di masing-masing ranjang. Ini nih yang bikin bete jugaa. Bantalnya gak tinggi, ceper banget. So, kalau nonton TV kayak nonton liat atap pas, gak nyaman. Haha.

Untuk personal care atau toiletries terdiri, 2 handuk, hand soap, 2 gelas, 1 sikat + pasta gigi dalam kemasan, keset handuk, body wash yang juga bisa digunakan untuk sampo. Menurutku ini masih kurang sih, biasanya meskipun hotel standart untuk toiletries dilengkapi dengan sanitary bag, shower cup, sisir putih kecil tapi balik lagi, mungkin kebijakan hotel memang seperti itu.

Nah, untuk sikat gigi ataupun sandal hotel karena yang tersedia di kamar hanya 1, kita bisa request tambahannya di reseptionis it means back to reseptionis and ask, tapi ribet banget gak sih? Harus kembali ke lantai 7 dan ambil sendiri sedangkan kamarku ada di lantai 11. Kenapa gak langsung aja disediakan di kamar. Haha.

Selain itu, karena room standart yang aku tempati ini memiliki akses connecting door, jadi ketika room sebelah bepenghuni, percakapan mereka cukup terdengar dan itu mengganggu. Untuk  wifi  pun, bener-bener bikin dada istigfar mulu. Haha lemot banget, gemes jadinya.

Tapi aku terhibur dan cukup wah dengan pemandangan kota Malang dari kamar lantai 11, cukup epiclah sebagai perlipur lara. Sayang kalau gak di foto. Hehe

Selain review kamar dan fasilitas kamar hotel, enggak lengkap rasanya kalau tidak review restorannya karena pesan room ini kan include breakfast. Restoran hotel berada di lantai 11. Tepatnya di tengah-tengah lorong dan dapat ditemukan saat keluar lift, jadi tidak sulit untukku menemukannya. Seperti hotel berbintang lainnya. Sarapan yang di sediakan berbagai macam dan para tamu bisa memilih dengan suka hati. Ya tentunya dengan menu yang telah di sediakan hotel. Jujurly untuk makan pagi yang di sajikan menurutku B aja. Hehe. Menunya standart, Aku tidak banyak mengambil lauk pauk, karena memang kurang pas dengan seleraku. (tapi di foto kelihatan banget lapernya yaa). Hehe 

Untuk makan siangnya karena posisi juga sudah Check out, aku mencoba referensi bakso Solo yang ada di malang dari teman kerja mas bojo “Bakso Solo Kidul Pasar” . Baksonya sih enak, tapi harganya bikin kantong menjerit. Kwkwkw. Dua porsi bakso dan 2 gelas minuman dingin which is itu es teh dan es jeruk hampir 60.000 mahal sekali menurutku untuk harga bakso 2 porsi . Lokasinya pun seperti warung pinggir jalan, tapi harganya. bener-bener bikin makan itu gak nyaman. Haha 

Balik lagi ke area restoran hotel, menurutku cukup kecil. Lagi-lagi di dominasi warna biru dan kuning untuk area buffe, sedangkan meja kursi menggunakan warna coklat dan putih. Terdapat pula TV layar datar di depan dan di belakang dinding resto. Karena resto ini mengunakan dinding kaca, jadi aku bisa melihat bangunan sekitarnya seperti; Masjid Raden Patah, Gedung Administrasi Universitas Brawijaya, Gedung layanan bersama, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan beberapa gedung bertingkat lainnya. Waah cukup tinggi kan tempat aku berdiri.




Lanjut, karena aku penasaran dengan kolam renang dan gym yang ada di lantai 1, aku coba cek deh sama mas bojo. Untuk kolam renang ini aku pikir masih dalam building, sayangnya aku keliru. Letak kolam renang berada di luar gedung dan harus melewati area Drop Off yang bisa di asumsikan area orang lalu lalang. belum lagi di lantai 1 juga merupakan convenience store. Gak seru dong ya, pake baju renang terus rea-reo di area umum sebelum nyempung ke kolam kayak gak ada privasinya. Ini yang bikin aku mengurungkan niat untuk berenang, meskipun ketika melihat kolam renang bawaannya pengen turun mulu. Sedangkan untuk gym, karena sudah terlanjur kecewa liat kolamya, aku mengurungkan diri melihat gym dan memutuskan check out lebih awal. Sayang ya jamnya? Ya karena mas bojo juga melanjutkan aktivitas kerjanya untuk melakukan kunjungan dan lanjut meeting. Biasanya sih aku stay di hotel dulu sampai jam check out sembari nunggu jemputan mas bojo, tapi karena mood lagi buruk, jadi ya better ngikutlah. 

Dari review yang aku cek, hotel plus apartemen ini cocok untuk kalangan pelajar ataupun mahasiwa, di samping berada di tengah kota Malang, untuk harganya dianggap "murah" diantara penginapan yang berada di sekitarnya. Emang begitu ya? Komen deh kalian kalau yang pernah stay di sini.  Sedangkan untuk bisnis atau untuk family stacation menurutku tempat ini B aja, itu untuk room standart yaa, mungkin jika pilih room superior atau di atasnya berbeda lagi. 

Balik lagi, semua yang aku tulis ini murni pengalamananku selama tinggal di sana.  Sampai ketemu di artikel selanjutnya pembaca budiman.