Assalammualaikum pembaca budiman. Semoga kalian sehat selalu yaa. Work From Anywhare atau yang bisa disingkat WFA adalah sistem kerja yang memungkinkan para karyawannya bisa dilakukan di mana saja. Wahnya lagi ternyata sudah aku geluti selama 1 tahun belakang. Gak terasa yak, udah 1 tahun aja. Hehe. Fyi untuk pembaca budiman yang baru tau model WFA yang aku kerjakan seperti apa, kalian bisa baca postingan yang pernah aku tulis sebelumnya kesibukan baru work form home. Jadi, ketika ada yang berucap sok sibuk padahal aku di rumah aja, plis baca ini, supaya suuzonnya gak terlalu jauh. Aku emang di rumah tapi nyambi kerja, kata kreatifnya di rumah tapi produktif, gitu ya.
Baca juga: Mengatur keuangan keluarga Milenial Sedap-Sedap Ngeri!
Di kantorku ini, sistem kerja WFH & WFA sudah ada sebelum COVID menyerang, partner kerjaku salah satunya, dia mulai join dengan perusahaan tempat aku bernaung sejak pertengahan tahun 2019. Lalu tersiarlah kabar mengenai COVID yang sebelumnya menyerang Wuhan, Cina datang ke Indonesia, gong deh istilah WFA & WFH ini. Bahkan kntor suami yang sebelumnya gak ada istilah WFH mulai memberlakukan istilah tersebut.
Sebagai mantan pekerja kantoran yang kurang lebih 10 tahun harus nandon di kantor dan sesekali harus kelapangan untuk melakukan kunjungan ke klien, aku sama sekali gak punya gambaran mengenai kerja yang di remote dari rumah. Hanya saja waktu itu, karena partner kerja yang kusebutin tadi juga salah satu member circle pertemananku sejak SMP dan sekedar tahu kalau dia kerja di rumah. So, nyeletuk deh “ ih.. mau dong kerja di rumah, enak nih, di rumah aja dibayar”. Kira-kira begitu ucapku saat baru aja memutuskan berhenti kerja di tempat terakhir dan fokus jadi ibu rumah tangga.
Selang beberapa bulan, ditawarilah aku pekerjaan WFH atau WFA ini, jujurly kaget (lah beneran kayak yang aku pengen) dan belum kepikiran kerjanya harus ngapain, nothing to lose lah, halah kerjaan ini begitu pikirku. Sumpah gampangin banget waktu itu karena emang ketika di share SOW nya, SOW apaaan … kali aja ada yang tanya (scope of work yaa) cuma repost doang. Begitu. Iya mulanya hanya repost doang kerjaannya, namun semakin ke sini, semakin gimana gitu. Penuh cerita juga ya. Adaptasi sama pekerjaan juga makan waktu. Hehe
Setiap temen yang tanya aku kerja apa dan mendapatkan jawabanku. Banyak yang comment kalau itu adalah kerja impian banyak orang. Bisa bekerja di rumah, menggunakan daster, tanpa harus apply make up dan bisa kemana pun, I mean bisa beli jajan di toko sebelah, nongkrong di café mana pun walaupun di jam-jam traffic, ASALKAN fast respon karena semua kerjaan bisa di remote via handphone. Begitu katanya. Padahal ya gak gitu juga lho seriusan. Ada momen yang ngebuat aku harus duduk di depan leptop dari pagi hingga sore, mungkin istirahat ya kayak sholat, makan, ke kamar mandi lalu setelah itu lanjut lagi depan leptop. Capek? Iya pasti tapi gimana tanggung jawab dan konsekuensi.
Baca juga: Akhirnya Blogspot Menjadi (dot)com
Lanjut, waktu berjalan sangat cepat, tiba-tiba sudah menginjak 1 tahun aja. Gak mudah memang pekerjaan yang sempat aku anggap remeh ini karena dilakukan di rumah, tapi juga gak begitu rumit. Eh gimana-gimana?, kayaknya keliru ngomong nih ada rumitnya kok bahkan sempet bikin nangis dan mau nyerah. Haha. Emang iya, bikin nyerah? Iya hampir!
Jadi gini, 3 bulan pertama aku fokus untuk pegang sosial media, hanya repost-repost story Instagram which is itu gampang kan, bisa dianggap aktivitas selingan, lalu mulai merambah posting feed namun masih aman karena materi sudah disiapkan, 3 bulan berikutnya merambah area e-com, lalu merambah menyiapkan materi IG, dan entah kenapa jadi tambah banyak kerjaanya. Haha Sejujurnya mulai keteteran dengan pekerjaan yang di berikan sedikit demi sedikit. Even everyday is not busy day tapi ada moment yang kerjaan itu gak ada berhentinya. Tau kan ya, maksudnya gimana?
Special artikel kali ini aku share plus minus kerja di devisi “Digital Officer” dengan sistem kerja WFA. Barang kali ada yang mau samaan cari kerja yang modelan begini, bisa tuh baca-baca tulisan ini. Suka dukanya, baik buruknya. Apa benefitnya secara garis besar. Gak juga akan mengalami kayak aku sih (dukanya), tapi kurang lebih lah. Begitu aja ya ngomongnya. Hehe. Baiknya, info kelebihannya dulu memilih kerja WFA/WFH. dari hanya pertimbangan, aku putuskan mengerucutkan menjadi 3 hal utama yang menurutku paling menyenangkan saat memilih WFH/WFA ini.
Fleksibel
Jujurly, kerja secara online itu fleksibel
menurutku. Bisa kerja di mana saja, gak terbatas ruang, bahkan ketika bangun
tidur dengan hanya menggunakan daster, belek masih nempel langsung buka leptop
di kamar ya gak ada masalah. Meskipun tiap hari ada meeting virtual its okay karena tanpa menunjukkan look muka gimana. Btw kantorku menerapkan sistem WIP (Work in Project) dengan Google Meet di
jam 9 pagi till the end, untuk report hari ini ngapain aja, kecuali hari libur atau tanggal merah
ya,
Hemat
Yup, memilih WFH itu sisi positifnya aku bisa hemat
uang jajan, uang transportasi. Jaga-jaga lapar mata ketika ngeliat gerobak
makanan sliweran depan kantor. Aku emang manusianya gini, suka pengen kalau
liat makanan enak. Hehe. Lah emang di rumah gak ada gerobak makanan yang
sliwar-sliwer? Sebenarnya ada sih, cuma gak begitu tertarik, entah ya,
euforianya berbeda kalau sama temen kantor. Dulu biasanya diajakin “yuk beli
ini, yuk beli itu” manut dah.
Multitasking
Menjadi ibu rumah tangga dan wanita karir tentu
meguras tenaga dan energi. Beres di kantor, belum tentu ketika tiba di rumah
tiada pekerjaan, tentu selalu ada aja yang harus dilakukan. Ini kelar gantiaan
ini, satunya kelar gantian satunya selalu aja gitu, bener gak nih?
Yok wanita karir + ibu RT keluarkan uneg-unegnya. Hehe. Nah, itu menurutku jadi salah
satu alasanku mengiyakan tawaran pekerjaan. Jadi
ada keseimbangan peran antara karyawan kantor dengan peran menjadi Ibu rumah
tangga. Saat pekerjaan perihal kantor kelar, aku juga lanjut melakukan
pekerjaan rumah dalam satu waktu.
Kini giliran Kekurangan dari WFA, ini yang
juga harus dipertimbangkan sih buat kalian yang memutuskan untuk memilih
pekerja dengan sistem kerja kayak gini.
Tidak ada batasan Waktu/ Jam kerja yang gak pasti
Jangan kaget kalau kamu memilih kerja WFH, kamu akan jauh dari office hours 8-5 pm. Yap! Hal yang paling sering di
sambati selama setahun ini adalah karena tidak ada batasan waktu untuk kerjaan. Terus aja mengerjakan “PR” kantor meskipun waktu menujukkan jam rehat, atau tanggal merah. Hal ini juga yang
kadang bikin mental gak bagus, kadang ya. Mungkin karena lagi capek-capeknya
kali ya.
Kurangnya komunikasi
Karena basicnya WFH yang gak pernah face to face sama temen kantor ataupun se tim, sometimes merasa kalau komunikasi kurang, dampaknya ada aja kerjaan yang missing. Ya begitulah ya.. Ada moment yang butuh jawaban cepet, ada moment yang waah terlalu lama ini kalau buat nunggu, ditelp gak bisa, kalau satu kantor kan enak, tinggal dial number atau gak hampiri di meja kerjanya.
Faktor Lingkungan
Karena pekerjaan kantor lebih sering di
handle dari rumah ketimbang keluar ngafe, ngewarkop. So, kendalanya ya dari
lingkungan rumah, tiba-tiba ada pengamen yag ngejreng gitarnya keras banget,
macam konser tunggal. Berlanjut tamu yang tiba-tiba tok-tok pager nawari produk
jualan dan lagi karena mas bojo ini seneng banget peliharan unggas semacam
burung-burung yang lebih dari 5 ekor, bisa dibayangin ruwame banget rumah jadi suaranya kek
di bird park.
Gak punya temen ngobrol
Pernah denger istilah ini "oke kerjaanya nyebelin,
tapi selama temen-temennya asyik, gass terus” Ini juga yang kadang aku alami.
Hehe. Kekurangan temen ngobrol padahal sensasinya ngantor juga bisa ngobrol dengan partner kerja yak, berbagi derita, tau mimik wajah masing-masing. Nah ini yang
kadang aku kangenin dari WFO (Work Form Office) Kalau WFH semua urusan larinya
ke chat, ya bener kalau urgent ya tinggal japri dan telepon, tapi menurutku
masih kurang. Hehe
Udah lumayan kan ya sharingnya. Semoga bisa jadi renungan buat pembaca budiman yang mau fokus dan memilih WFH. Bagaimana pun aku bersyukur kerjaan yang ternyata sudah 1 tahun di jalani ini juga menghasilkan sesuatu yang aku idam-idamkan, sedikit banyak juga bisa mengisi waktu luang. Untuk masalah kerjaan tentu saja ada tapi balik lagi semua kerjaan punya resiko masing-masing.