Cafe Teras Tegal, Hidden Gem di puncak Brakseng, Kota Batu

cafe teras tegal

Assalammualaikum pembaca budiman!. Gimana kabarnya, baik-baik saja dan bahagia kan?. Masih nuasa tahun baru 2023 dan Imlek. Masih ada kesempatan menghabiskan waktu atau quality time bersama keluarga sebelum kembali ke rutinitas semula. Alhamdulillah. By the way minggu lalu aku berkunjung ke café yang berada di tengah perbukitan dengan pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Bisa dikatakan café ini adalah “aksesoris” di tengah wisata alam. Tau kan ya.. wisata alam aja udah bagus, apalagi ada “aksesorisnya”. Ya ini Café Teras Tegal.

Melewati Jalur ekstrim tapi tetap mengagumkan

Café Teras Tegal, berlokasi di wilayah Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, kota Batu. Lagi-lagi kota Batu menunjukkan pesonanya melalui wisata kuliner yang aku datangi kali ini. Perjalanan di tempuh melewati jalur Cangar karena memang keberangkatan dari Mojokerto dan lebih dekat dengan rumah. Nah untuk perjalanan ini bisa dibilang cukup ekstrim. FYI jalur Cangar terkenal dengan sebutan jalur dengan tanjakan yang berbahaya. Kanan kiri sepanjang jalur tersebut, kita bisa melihat pemandangan yang begitu indah serta jurang yang cukup tinggi secara bersamaan. Tanjakan Cangar cukup membuat jantung was-was. Meskipun begitu, ternyata masih banyak juga pengendara yang memilih jalur ini karena ini merupakan jalur alternatif yang menghubungkan kota Batu dan Mojokerto.

Sesampainya di gate depan sebelum memasuki area café, ada tenda/ pos yang siap menarik biaya retribusi tergantung jenis kendaraan, jika sepeda motor kamu cukup membayar 5rb sedangkan untuk mobil hanya 10rb saja. Akses menuju café ini juga cukup mudah dari pos awal. Jalan sudah di aspal, meskipun lagi-lagi harus menanjak. Hamparan perkebunan sebelum tiba di café ini, siap menyambut para pengunjung. jangan tanya lagi bagaimana, semuanya sudah sempurna.

Area cafe Teras Tegal

Terbilang masih baru dan jauh dari pemukiman, café Teras Tegal yang terletak di puncak perbukitan Brakseng ini ternyata sudah memiliki banyak pengunjung. Terbukti ketika tiba di pelataran parkir teras tegal, sudah berjejer mobil dan kendaraan roda dua. Memadukan konsep modern dan alam. Teras Tegal membuat mata siapapun terpesona karena dikeliling dengan pemandangan yang tak didapatkan di kota. Udara yang sejuk dan embun dari pegunungan yang saat itu langit sedang cerah-cerahnya menambah keelokkan tempat ini. Tak lupa pula pengunjung menyaksikan secara langsung kegiatan warga yang saat itu sedang menanam ataupun memanen sayuran.

Cocok menjadi tempat healing para kawula muda

Setibanya di sana, kondisi langit cerah, pemandangan Brakseng tampak jelas dan menyegarkan mata. Sebelum memasuki café, aku sempat memfoto beberapa spot dan suasana sekitar café ini. Tempat ini cocok untuk seseorang ingin healing  menghilangkan penat ataupun sekadar berburu spot foto dengan background panorama alam. Sungguh pemandangan di yang luar bisa, suasananya pun terasa damai, entah berapa kali aku memuji ciptaan Tuhan ini. Yang jelas Café Teras tegal seperti surga tersembunyi di kawasan Brakseng.

Dikelilingi oleh hamparan bunga hortensia dan berhektar-hektar perkebunan sayur. Tak henti-hentinya café ini memanjakan mata para pengunjungnya dengan wisata alam sekitar. Bahkan saat hujan mulai turun dan kabut perlahan menyelimuti di permukaan tanah. Bukan ketakutan yang dirasakan, justru suasana makin syahdu karena pemandangan di sana tak membuat gagal meskipun hampir tertutup kabut. Siapapun yang memutuskan untuk menikmati suasana sekitar café ini dijamin akan ingin mengulanginya kembali.

Menikmati seduhan kopi sembari menikmati view pegunungan

Fasilitas café ini juga cukup lengkap dan memadai. Toilet bersih, Musholah, lahan parkir yang luas untuk mobil atau motor. Adalagi tempat untuk berendam kaki mungkin dengan air hangat ataupun terapi ikan, entahlah, karena saat aku ke sana masih dalam perbaikkan. Selain itu, Teras Tegal juga menyediakan tempat Camp yang dibentuk secara terasiring di samping Café. Bagi kamu yang ingin menikmati suasana malam puncak Brakseng, patut mencoba camp di sana.

Area tempat duduk juga memiliki pemandangan masing-masing baik dari samping kanan, kiri, area atas ataupun area bawah. Sedangkan area pemesanan atau kasir justru lebih simpel dan tidak memakan banyak space. Menu yang di sediakan ala-ala makanan desa seperti pisang goreng, singkong, sosis, kentang ataupun jika ingin makanan berat café ini juga menyediakan.  Untuk kopi, Café ini menyediakan menu khas yakni kopi Arabika Arjuno dan Robusta Arjuno. Jika ingin non kopi, café ini juga menyediakan variasi teh dengan harga yang relatif murah. Sekitar 8 ribu rupiah kamu bisa menikmati minuman panas dengan pemandangan Gunung Arjuna dan Gunung Welirang.

Oh ya, untuk kalian yang ingin membeli hasil panen kebun di café ini dipersilahkan ya, kalian bisa membeli lombok udel yang sudah di kemas dalam kantong kresek dengan harga 20 ribu rupiah saja. Gimana tertarik gak?  Aku pastikan café ini sangat pas untuk kalian yang ingin menemukan tempat healing, jauh dari hingar bingar kota serta memiliki udara sejuk.   


Hello 2023, Tahun Baru, Harapan Baru

 

tahun 2023


Assalammualaikum pembaca budiman, happy new year. Selamat menyambut tahun baru dengan suka cita. Semoga selalu di limpahi kesabaran dan ketegaran untuk setiap prolematikan yang akan terjadi di tahun ini. Tahun baru, target baru, impian baru, kekuatan baru betul begitu ya..

Kenapa tidak mengharapkan kebahagiaan tiada putus? 

Jadi gini, versiku kebahagiaan itu bukan hanya diharapkan, tapi kalau bisa diciptakan. Bisa dari hal kecil hingga yang kadang diluar ekspetasi kita sendiri. Karena kadang hidup tak selalu sama seperti yang kita inginkan bukan? So, I wish always dilimpahi kesabaran dan ketegaran dan bisa menciptakan kebahagian di tengah-tengah kedua harapanku tadi. Duh bisa aja ngelesnya.. Hehe.

Aku penasaran apakah tahun ini berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Seperti 1 Januari 2022 yang terlewat begitu saja, atau 31 Desember 2022 kemarin, yang di rayakan dengan keluarga inti, sembari menikmati ubi madu panggang buatan sendiri yang jadi rebutan penghuni rumah sini. Aku harap akan ada hal sangat aku tunggu-tunggu menyapa di tahun ini. Menjalani 2022 dengan segala rasa yang menyertai cukup menguras emosi ternyata. Belum lagi adanya penghakiman yang terlontar dari orang lain yang tak tau apa-apa tapi giat menebar duri hingga tertancap di dada. Ingin marah tapi rasanya percuma, justru aku akan mirip dia hanya banyak bicara dan judge kesana kemari tanpa tau musababnya. jangan ah.. Semoga aku berbeda.

Bagaimana dengan hari-hari di 2022?

Menjadi baik-baik saja sepanjang tahun 2022 sulit ya ternyata? Ada rasa kecewa, ada pula putus asa. Kelelahan, dongeng, drama tahun lalu silih berganti. Tak selalu sih, karena ada moment bahagia yang juga datang dengan sendirinya ataupun direncanakan bagaimana alurnya. Kembali lagi, hidup memang tak selalu seperti yang kita inginkan, ada pembelajaran setiap tarikan nafasnya. Alhasil mantra andalan menyemangati diri sendiri sering terucap berkali-kali. Yaa.. begitulah menjalani 2022 semuanya epic " ternyata aku kuat juga yaa" begitu bisikku pada diri sendiri.

baca juga: ibu rumah tangga juga sibuk berkarir

Kini 2023 sudah terlaksananya, setidaknya 5/365 hari sudah berjalan dengan damai tanpa menyebabkan perkara apa-apa. Alhamdulillah. Meskipun masih bergelut dengan pandemi yang entah kapan akan berakhir secara resmi, semoga tidak ada kehilangan lagi seperti kebanyakan tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Kehilangan itu menyakitkan, apalagi kehilangan orang yang kita sayang dan sering menoreh kenangan. Jangan ya..Awal tahun hingga akhir tahun nanti, semoga kebahagiaan selalu berlimpah meskipun kesedihan sesekali menyapa.

Wacana di tahun baru dan sepanjang tahun 2023

Tahun baru, sejarah baru, achieved baru. Ada banyak wacana dan rencana yang telah aku susun dalam benak, yang setidaknya ingin aku wujudkan di tahun 2023 ini. Salah satunya rencana untuk naik cetak buku dengan judul dan konten yang aku garap sendiri. Ternyata keinginan bertahun-tahun lalu belum padam juga meskipun udah di tolak penerbit berkali-kali. Revisi pun juga tak terhitung jumlahnya. Ingin menyerah dan terima takdir kalau tak bisa jadi penulis andalan tapi kok aku gak terima. Aku masih berpikir jika aku mampu untuk menjadi salah satu jejeran penulis yang kompeten dan naskahnya naik cetak serta karyanya  bisa di pajang di deretan buku best seller. Amiin. 

Memutuskan untuk berkutat dengan tulisan dan penerbit mayor, aku juga harus siap menerima penolakan (lagi). Awal mula mengirim naskah tanpa babibu, aku  langsung ke penerbit mayor. Dan saat itu aku harus menunggu 3-6 bulan untuk mendapatkan jawabannya. Sayangnya naskahku di tolak. Sedih? Tentu, tapi hal itu tak membuatku terpuruk karena ada beberapa penerbit mayor lainnya yang mungkin akan menerima naskahku. Untuk ke kedua hingga ke empat kalinya aku mengalami penolakkan lagi dan lagi. Hal itu membuat nyaliku ciut dan memutuskan untuk rehat sejenak. Namun rehat itu ternyata membuatku lalai. Hehe 

Berkutan dengan kegagalan berkali-kali

Kenapa memilih mayor, kenapa gak coba minor? Sejujurnya aku pernah mencoba mengirimkan naskah di penerbit minor, mungkin sekedar melombakan hasil karya secara iseng, alhamdulillah 3 dari karyaku naik cetak. Lalu aku challenge diriku sendiri untuk masuk ke dapur penerbit mayor. Sayangnya aku menemukan jalan buntu.

Kini, aku kembali menyiapkan mental melanjutkan mimpiku. Menyiapkan banyak hal termasuk penolakkan  nantinya dan kembali merevisi apa yang perlu aku revisi. Sebegitunya ya. Hehe. Yang jelas, aku masih ingin berusaha untuk bisa di barisan depan, yang karyanya jadi legenda di dunia percetakkan.