Sering banget dengar omongan setelah aku memutuskan resign dari kerja kantoran. Tepatnya di awal November tahun 2020, dengan kalimat-kalimat yang menurutku, meng-under estimated status “ibu rumah tangga” atau IRT. “Sekarang sibuknya apa?” “enak ya, di rumah aja, gak sibuk mikir cari duit, kan udah ada suaminya” “oh ya, sekarang udah gk perlu make up an lagi, kan udah di rumah gak kemana-mana” belum lagi celetukan “ya kan enak sekarang uang tinggal nadah ke suami”. Astaga, kurangin ya menjadi manusia yang seperti ini. hobinya uji kesabaran orang. IRT itu gak selamanya menopangkan segala kebutuhan pada suami kok. Gimana kalau sebaliknya atau bahkan saling menopang. Ada juga kok Ibu rumah tangga yang mandiri, berpenghasilan sendiri bahkan bisa sokong kebutuhan rumah. Ada.
Oke, lets talk about it, Memiliki pasangan yang sah tidak serta merta membuatku langsung memutuskan keluar dari tempat aku mendapatkan gaji bulanan. Ada alasan yang masuk akal sampai akhirnya memilih resign sebagai jalan terakhir. Dan lagi, kenapa dengan make up, emang ibu rumah tangga gak boleh tampil cantik pake make up. Enggak perlu nunggu duduk di kantor atau jadi pegawai dulu kan kalau pengen pakai make up?. siapa tau emang dia hobi merias wajah demi kesenangan pribadi for them self. Itu bisa jadi ajang untuk upgrade skill juga loh, siapa tau bisa menghasilkan cuan. ya kan?. Ingin marah rasanya kalau jadi IRT dipandang sebelah mata. Astagfirullahaladzim
Tentunya, keputusan untuk resign dari perusahaan yang menaungiku hampir 2 tahun lamanya penuh dengan pertimbangan matang, serta tabungan yang cukup untuk beberapa bulan kedepan. Perlu prepare juga ya. Catet!. One month notice sejak surat resign kuberikan, tibalah waktunya aku berpamitan dengan para kolega dan customer yang selama ini membantuku berkembang dalam perusahaan tersebut.
Mengawali diri sebagai IRT, I felt not bad “oh gini rasanya jadi ibu rumah tangga”. Aktivitas harianku berubah total. Yang sebelumnya, bangun pagi buta sudah disambut dengan rutinitas segambreng dan diburu waktu supaya segera berangkat kantor on time. Berubah jadi flexible. Urusan rumah bisa dilakukan pelan-pelan mengikuti mood. Rumah lebih bersih dari biasanya. Bisa terus menulis di blog kapan pun tanpa sungkan diamati oleh atasan (lah emang mau kerja atau mau bikin tulisan. Hehe). Paling nikmat, aku memiliki waktu untuk tidur siang teratur. Rasanya lumayan for a while
Aku rindu menjadi Pekerja
Sayangnya perasaan itu hanya singgah sementara, i miss being busy women. Namanya juga menjadi wanita karir bertahun-tahun lalu menjadi ibu rumah tangga yang “diam” saja di rumah ternyata merasakan dilema juga. 3 bulan tidak melakukan apapun selain aktivitas rumah membuat aku rindu dengan dunia kerja. Aku rindu melakukan aktivitas yang mempertebal kantong bos rame-rame. Hehe. Setelah aku diskusi dengan suami perkara ini. Dia mengusulkan aku untuk melakukan kegiatan lain. Entah ikut komunitas, ikut pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan marketing digital, novelis, ataupun berdagang. Atau jika ada tawaran dari sebuah perusahaan yang mengizinkan Work from Home, aku diperkenankan untuk join. Pernah suatu ketika, aku info jika ada tawaran kerja yang mengharuskan aku stay di kantor dengan posisi seperti sebelumnya, menjadi sales sebuah brand. mas bojo sih oke-oke aja TAPI dengan berat hati. nah, dengan berat hati ini yang mengurungkan niatku untuk kembali aktif jadi karyawan kantor tulen.
Sekedar informasi, mas bojo ternyata tidak rela jika aku kembali menjadi pekerja dan berada di devisi pelayanan a.k.a sales atau marketing, hehe. Menurutnya, pekerjaan itu melelahkan karena aku pastinya melakukan double job. Akan sangat sulit bagiku menjadi ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah dan menjadi pegawai kantor secara bersamaan. Setidaknya itu yang aku alami di 1 tahun pertama menikah hingga kami kerap sekali berselisih. Oke aku setuju, karena bagaimana pun alasannya masih masuk akal.
Saat itu aku sungguh kewalahan dan kelelahan menjalani 2 peran. Pasti ada yang di korbankan di dalamnya seperti waktu bersama. "Lah emang pulangnya gak ngobrol, gak ada our time?". Ada tentu, tapi itu tidak maksimal karena kami sama-sama pekerja dan tempat kami bekerja sangat jauh dari tempat tinggal. Tiba di rumah pun sudah larut malam dengan kondisi badan yang lelah dan butuh istirahat cukup untuk ke esokkan harinya. Tempat kerjaku di Surabaya Utara sedangkan mas bojo di Mojokerto Kota, awalnya kami berfikir untuk memilih tinggal di tengah-tengahnya - Sidoarjo, supaya akses ke tempat kerja masing-masing lebih mudah, tapi nyatanya malah membuat kami jauh dan tidak ada waktu untuk berduaan. Week end pun kami minim istirahat, karena harus kesana dan kemari mengunjungi orang tua ataupun kerabat lainnya. sungguh aku tak mau mengulanginya lagi. Hehe.
Sampai akhirnya, untuk kebaikan bersama aku memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanku dan pindah keluar kota mendekati tempat suami bekerja - Mojokerto-. By the way aku sangat salut dengan wanita yang sanggup berstatus ganda menjadi wanita karir dan seorang ibu rumah tangga yang sukses mampu mengatur waktunya dengan baik. Kalian luar biasa.
Jika kalian ada yang
penasaran kenapa tidak menjadi admin saja jika ingin kembali menjadi
pekerja kantor. Jujurly aku pernah mencobanya pembaca budiman, tapi apa daya,
aku selalu berakhir menjadi bagian dari tim pemasaran entah kenapa. Hahaha.
Mungkin karena karakterku sendiri yang dilihat perusahaan cocok berinteraksi
dengan banyak orang. Alhasil aku memilih mundur.
Waktu terus berjalan, aku berinisiatif
untuk mengembangkan bisnis online yang sebelumnya sudah ku rintis jauh
sebelum resign. Awalnya toko online ini hanya sebagai penghasilan
tambahan, karena aku masih menjadi karyawan yang menerima gaji setiap bulan.
Tapi saat ini, justru itu yang menjadi penghasilan utamaku. Hehe
Fokus dengan apa yang dikerjakan
E-comku ini
menjual perlengkapan bedding, souvenir pesta, frozen food dan handuk. Lalu, di bulan
Maret 2021, aku iseng menjual mukena ke perkumpulan ibu-ibu perumahan Sidoarjo - Surabaya melalui grup Whatsapp
dengan hanya bermodal gambar. Tenyata gayung bersambut, mukena yang aku share
banyak di minati bahkan ada yang bersedia menjadi resellerku. Beberapa dari mereka request untuk check out melalui toko online untuk
meminimalisir biaya ongkir. Semula aku hanya mengandalkan sistem reseller dan dropship. Sampai pada masa orderan yang
masuk terus bertambah hingga akhirnya, perlahan aku mulai stock produk yang
menurutku fast moving. Jika pembaca budiman
penasaran, kalian bisa search di SHOPEE & TOKOPEDIA dengan
nama KHAFAWORLD yaa. Sekalian berenang minum air ceritanya.
Hehe
Tak cukup sampai
disitu, menjadi ibu rumah tangga yang “hanya” stay di rumah
ternyata membuatku tergelitik untuk mendapatkan penghasilan tambahan (lagi)
dengan join di aplikasi hijau -GoFood-. Aku mencoba peruntungan
dengan menjual snack siap santap khas korea dengan nama SNACKMU
BY DIAN . Yang sebelumnya aku jual dalam bentuk frozen, kini bisa
di nikmati selagi hangat. Alhamdulillahnya, ada peminat. Semuanya
tentu aku buat dan aku handle sendiri. Sementara ini hanya
tersedia di area Mojokerto, mungkin kedepannya akan aku lakukan ekspansi di
kota-kota lain. How knows yaa. Hehe. Amiinn paling serius
Nyaman dengan
kegiatan seperti ini, aku sedikit lupa keinginan untuk kembali bekerja sebagai pegawai kantoran. Namun, secara tiba-tiba di awal bulan April ada kabar bahagia dari
seorang teman. Dia menawariku pekerjaan yang bisa di handle hanya dari rumah
alias work from home. Kapan lagi digaji setiap bulan meskipun
di rumah. Ye kan?. Setelah dia info job desknya ngapain aja dan
suprisingly gak jauh dari pekerjaanku sebelum-sebelumnya. Tentunya saja aku
berminat. Aku langsung diskusi dengan mas bojo. Alhamdulillah nya dia setuju,
karena memang kerjaan ini bisa dilakukan di waktu luang plus aku gak perlu
pergi ke kantor ataupun melakukan kunjungan-kunjungan ke pabrik dan mencari customer. Setelah send CV dan dilakukan interview by phone, akhirnya aku
resmi bergabung dengan perusahan suplemen makanan di Jakarta hingga saat ini. Alhamdulillah
Boleh dikatakan, jika aku saat ini tetaplah menjadi ibu rumah tangga yang “hanya” di rumah. Tapi itu tak membuatku berkecil hati. Aku memiliki kesibukan dan tetap produktif, kan?. Aku bisa mengatur keadaan rumahku, pasanganku, aku bisa terus menulis bahkan aku juga berpenghasilan. Aku menyadari menjadi ibu rumah tangga tetaplah bisa disebut sebuah pekerjaan. Banyak hal yang harus dilakukan untuk menjaga keluarga tetap harmonis dan tidak kekurangan sesuatu apapun di dalamnya. Entah digaji atau tidak, IRT patut dihargai karena itu bukan hal yang mudah dilakukan. Bagi yang masih percaya stigma tentang ibu rumah tangga yang hanya leha-leha sembari nunggu jatah bulanan dari suami. Rasanya perlu memperluas jalan pikirannya, karena menjadi ibu rumah tangga juga bisa meng-upgrade diri dan tetap bisa berkarir. So, pembaca budiman, jadi ibu rumah tangga menyenangkan bukan?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar