Kamu Sudah Isi? Pertanyaan Tradisi Untuk Pasangan Yang Telah Lama Menikah


Kenapa menikah lama tapi belum hamil
(Source : id.pinterest.com)

Kamu Sudah Isi ? Pertanyaan yang kerap kali datang

Assalammualaikum pembaca budiman, akhirnya bisa buka leptop lagi, setelah berbulan-bulan dia KO dan belum sempat untuk di perbaiki dan sekarang Alhamdulillah… Alhamdulilah.. belum sembuh betul tapi bisalah dibuat kencan kek gini.  Bagaimana kabar kalian, semoga dalam keadaan sehat, gak kurang satu apapun. Amiin. Udah ada di penghujung tahun 2021 aja yaa padahal baru kemarin rasanya uforia tahun baru 2021 ehh sudah mau ending aja. Dan sayangnya lagi di tahun ini kita masih bergelut dengan yang namanya Covid beserta para jajarannya. Stay safe yaa pembaca budiman, prokes jangan kasih kendor. Anyway Kali ini bahasnya tentang hal yang paling sering di tanyain orang-orang aja gimana?, tentang kehamilan dan ke insecure an yang menyertai

Sering banget ketemu temen lama atau kerabat jauh lalu dapat pertanyaan “kenapa gak hamil-hamil…, nunda ya? Harusnya habis berhubung*an itu di ginin di gituin kwkkw?” astaga pertanyaan dan saran ini itu selalu ada dan selalu berulang, meskipun pernah dijawab, masih juga ada aja orang yang sama menanyakan hal yang sama, BETE sometimes. Ya kali aku bisa tau kapan hamil, kan Tuhan masih belum kasih ya.. Plis buat orang-orang di luar sana, plis banget jangan tanya pasangan yang udah menikah entah itu baru ataupun udah lama menikah tentang pertanyaan ini, kekepoan kalian tolong di hold, karna gak semua pertanyaan kalian mereka bisa tau jawabannya apa dan tepatnya. Bisa jadi pertanyaan itu malah ngebuat mereka juga tambah sedih. Oke gak semuanya tapi pasti ada di antaranya. kalian gak tau seberapa berusahanya mereka untuk bisa memiliki, atau seberapa kerasnya mereka berusaha.

Aku pernah se-insecure itu

Dulu, awal-awal nikah itu juga yang bikin aku insecure, bahkan minder dan akhirnya jarang banget join kongkow bareng keluarga atau temen apalagi main kerumahnya. Ya apalagi kalau takut banget dapat pertanyaan dan juga perbandingan “ ehh ini udah isi loh.. ehh kesalip!” nyess banget kan ya?. Mungkin memang ditujukan untuk basa–basi atau sekedar guyon, tapi kok gak lucu ya, apa aku baperan atau gimana? Mengabaikan pertanyaan seperti itu bagiku sulit gais.. sulit banget Heheh it was past. Aku hampir stress dengan beragam pertanyaan dan sampai takut buat ketemu orang, minder dan lebih milih mengasingkan diri dengan perkerjaan. Yap Truely I did! Gak gampang banget management hati waktu itu dan parahnya lagi aku keep perasaan itu sendiri gak share siapa pun bahkan ke suami. Yang aku pikir aku masih mampu kok atasi sendirian.

Sampai pada satu kejadian, gak usah dijelasin detail ya.. aku cerita semua keluh kesah ke suami.. Dia mungkin juga kaget, karena aku gak sekuat penampakannya. Dalam benaknya mungkin yaa “ nih bini kenapa yaa..tumben-tumbenan moodnya kek gini” kurang lebih begitulah. Tapi beruntungnya dia ngasih aku support dan wejangan ala-ala kepala rumah tangga. Mulai terbuka bahas apapun, termasuk keluh kesahku yang menurut dia gak perlu disimpan atau dihadapi sendirian. Mengambil sisi baiknya selagi masih terus berupaya and always try to be the best for our goals gitu sih. 

Sekarang ini aku dan mas bojo belajar untuk bersyukur apapun itu, saling menguatkan satu sama lain. Bahkan bisa di bilang hubungan kami lebih hangat dari sebelum-sebelumnya. Kami belajar untuk menjadi yang terbaik versi masing-masing, yaa.. meskipun drama harian tentu ada. Tapi yang jelas, kami lebih bahagia, lebih bisa menikmati yang ada saat ini. kalau di tanya “masih kepikiran gak sih tentang momongan?, gak munafik ya, pasti kepikiran, tapi kita bener-bener lebih legowo, yang penting tetap berusaha aja. Mas bojo selalu ingetin kalau lagi ngobrol berdua “kita itu beruntung meskipun saat ini masih berdua, karena ada yang gak seberuntung kita dengan kondisi yang macam-macam” udah itu aja. So.. Pembaca budiman, ini pengalamanku, kalau kalian bagaimana?

Review Staycation di Fave Hotel Malang di Era New Normal

Check in di Masa Pandemi

Holaa .. Assalammualaikum pembaca budiman, Long time not write, yaa.. Loong syekali rasanya gak penuhi blog ini dengan tulisan dan bualan. Sampe-sampe pembacanyaa cumaa dalam hitungan jari (syedih sekalii).. Okaylah mari mulai menulis kembali. Kali ini temanya staycation. Ini pertama kalinya daku mencoba ngereview hotel the place where I stayed, Semoga tidak mengecewakan yaa ..Staycation ini di sponsori oleh kantor suami. Yeyeye akhirnya bisa keluar rumah. Cukup penat juga kalau berdiam diri dirumah, tapi mau gimana lagi, stay at home for own health much better. FYI  Disclaimer, It  didn't mean  aku abai sama peraturan yang telah di tetapkan yaa , tapi karena satu dan lain hal staycation ini laksanakan. Jadi, tolong jangan di cerca, staycation ini tetap dengan prokes yang cukup ketat kok. 

Sekitar awal Juni 2021, suami  ditunjuk untuk dinas di Malang dan mengabarkan jika aku diperkenankan ikut selama 2D1N. Daripada sebelumnya rea-reo PP Malang – Mojokerto  capekkan ya, ntar klo sakit kasihan dianya, kasihkan istrinya, kasihan juga kantornya, kehilangan orang kompeten macam suami.. hihihi  So,ada baiknya stay di malang sampai urusan bisnisnya selesai. Kali ini  aku dan suami berkesempatan menginap di FAVE HOTEL MALANG di daerah Tlogomas- Malang. Kesan pertama ketika melihat bangunan hotel yang identik dengan warna fushia itu adalah Unique. Bangunan minimalis dengan warna mencolok di antara bangunan sekitarnya.. Hotel yang terletak di perbatasan antara Malang dan Batu ini menurutku super eye cathing lah. 

Sejak pandemi, peraturan hotel untuk stay memang mulai diperketat. Setiap hotel diwajibkan untuk menerapkan Sistem hotel tangguh semeru tak terkecuali dengan FAVE HOTEL MALANG ini. Sebelum memasuki loby hotel,  di depan pintu masuk, customer diwajibkan untuk cuci tangan, menggunakan sanitizer dan juga cek suhu badan melalui sensor otomatis yang telah disediakan. Dengan begitu, step pertama sudah pass jika suhu tubuh di bawah 37C berarti aman dong.  Saat memasuki hotel dan menuju meja receptionis pun suasana begitu tenang, sambutan super ramah di tunjukkan oleh staf front liner, meskipun berada di balik kaca penghalang. Aku dengan masker sedangkan staf FO mengenakan faceshield serta sarung tangan latex. Proses check-in juga praktis tanpa sentuhan tangan, Setelah FO menanyakan nama serta menverifikasi ID card yang telah kuberikan, aku diminta untuk scan barcode yang telah ada di meja receptionis dan mengisi data tamu, barulah kunci kamar diberikan. oh ya, Hotel ini juga menerapkan one gate system, jadi semua tamu hotel hanya bisa keluar masuk melalui satu pintu, Sampek sini aja udah ngerasa insya allah aman nih hotel!. 

Menengok sekeliling lobby, didekat pintu masuk berdiri tenant dengan tulisan cafĂ© bar yang menyediakan beragam jenis kopi + ice cream, sayangnya saat itu masih belum jam pelayanan. Setelah kunci kamar atau card detector diberikan, menujulah aku ke lift eh di sana sudah stand by auto handsanitizer yang perlu digunakan sebelum pencet tombol lift.  Jarak kita berdiri di depan ataupun didalam lift pun jugaa uda di atur, so no complaint karena ini baik banget buat tamu biar gak berdekatan and physical distancing work.


Aku dapat standart room non smoking di lantai 308 . Room ujung koridor yang jaraknya tak jauh dari lift.  Ukuran room di hotel ini cukup minimalis dengan cat tembok cream dan terpajang lukisan pemandangan yang cukup besar berada di atas ranjang.  Untuk ranjang, sesuai permintaan di awal double bed, di Fave ternyata untuk double bed merupakan hasil penggabungan twin bed sharing, dominan selimut dan 2 bantal warna putih dilengkapi dengan bantal bulat emoji berwarna pink fushia, warna yang identik dengan fave hotel. Selebihnya seperti fasilitas hotel bisnis pada umumnya. Dilengkapi Wifi, TV layar datar, Tea and coffe maker, meja belajar, tempat koper dan gantungan baju serta kamar mandi shower dengan perlengkapan mandinya serta kran air panas.

Kebetulan roomku dengan city view jadi ketika malam hari, pemandangan kota malang cukup menghibur mata. But, there was something I don’t like, something distrubing. Entah kenapa Welcome drink 1,5L di dalam kamar harus berbayar 10k. Sedangkan jika ingin free bisa menggunakan teko yang disediakan untuk refill air galon yang ada di luar kamar. Posisinya berada di tengah-tengah koridor kamar, maybe fave took different than the others but its suck. hehe, kek riweh gitu yaa mau minum kudu keluar kamar, terus balik lagi. 

Buffet Lime Restaurant

 Lanjut ke restorannya yaah, karna stay di sini include BF, jadi gak lengkap rasannya kalau gak ngereview si resto Lime Restaurant yang ada di area lantai 5. Tidak hanya restauran, di lantai 5 terdapat pula meeting room yang bisa mencangkup ± 150 orang, musholah dan toilet yang sudah dilengkapi dengan protokol kesehatan di setiap sudutnya.


Di depan restaurant sudah ada staf hotel yang siap mendata tamu yang akan menikmati sarapan pagi. Setelah menyebutkan nomer kamar, dipersilahkanlah aku dan suami masuk dengan catatan tetap menggunakan masker dan hand sanitizer. Untuk makanannya sendiri beragam ada main menu dengan varian nasi goreng, ayam bumbu, jamur, nasi putihmie ada juga dessert, dan ice break menurutku sekelas bisnis hotel, makanan ini sudah sangat memuaskan. Ditambah restoran ini cukup luas. Terdapat ruangan indoor dan outdor bagi yang ingin merokok. Di karenakan saat ini new normal, setiap meja dan kursi terdapat tanda boleh dan tidaknya kita duduk baik berdampingan ataupun bersebelahan. Semua tamu akan dilayani untuk pengambilan makanan dan minuman yang diinginkan. Sehingga restoran ini aman dan nyaman bagi tamu yang menginap dengan tingkat prokes yang cukup tinggi.


Last but not least , over all  FAVE HOTEL MALANG is amazing business hotel. Cocok banget buat yang mau staycation dengan minimal budget. Fasilitas juga okay semuanya diatur sedemikian rapi. Gak perlu khawatir buat staycation as long you keep your body healthty inside and outside . Pesanku tetap jaga prokes selama bepergian gak boleh lengah yaa. Akhirnya, bisa keluar rumah, meskipun juga endingnya gak keluar dari kamar hotel setelah sampai sana. Namanya juga staycation. Okay pembaca budiman rasanya cukup sampai sini reviewnya, next kalau ada lagi, mungkin akan ada cerita baru lagi..