Tuhan Aku Rindu Dia

Hari ini angin tetap bertiup semilir, namun udara masih terasa panas, apa yang salah? apa itu gara-gara cuaca? apa itu gara-gara hatiku yang memang sedang tak ingin  diajak bercanda?. Entahlaah.. rasanya tangis rindu masa kecilku sedang menghantuiku saat ini, aku rindu dengan ayunan ditaman bersama teman-teman sebaya, mungkin jika kutarik belakang cuaca sama panasnya seperti saat ini tapi aku bahagia. Aku rindu saat aku mencuri kue lalu ibukku hanya melirikku sedikit sentuhan panas di telinga sembari berkata “ini kue buat bapak”. Aku rindu bergadang demi tugas yang harus kukumpulkan esok hari sedangkan aku tak bisa menyelesaikannya and finally my sister did it!.

 Aku rindu menangis hanya karena uang sakuku hilang lalu aku tak bisa membeli makanan di sekolah and once again my lovely sister gave her money for me. Aku rindu ketika aku bilang suka pada temanku kala itu tapi dia hanya bilang “aku ga suka kamu, Ian” lalu aku berlari kekelas dan menangis tapi 10 menit kemudian aku bisa tertawa seolah tak terjadi apa-apa.
Aku rindu kala aku menangis hanya untuk mainan yang sedikit berbeda dengan kakakku, lalu keesokkan harinya aku bisa tersenyum karena aku dapat yang lebih baik dari itu.

Aku rindu itu Tuhan. Aku rindu kala itu. Sekarang tangisku pecah dengan masalah yang tak lagi sederhana. Keadaan yang membuat aku harus dewasa. Lagi-lagi keadaan dan kejadian yang memang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.  Sekarang tangisku dapat bertahan lebih lama dari sebelumnya bahkan jika aku mengingatnya bukan lagi senyum geli tapi tangis pilu yang harus terjadi lagi dan lagi. Tuhan aku yakin ini bukan drama yang berujung karma. Aku rindu ibukku Tuhan Aku Rindu wanita bijak yang tak hanya sekedar melahirkanku. Aku rindu wanita yang rela membuang tangisnya demi aku, anaknya yang kadang tak bisa menahan diri untuk marah padanya. Aku rindu Dia, Tuhan.

Sore larut berganti malam, air yang telah berada di hilir kini tak ingin berjalan kebelakang menuju hulu. Bubur pun tak dapat dirubah menjadi nasi. Apa ini bentuk penyesalan yang harus aku telan? aku rasa bukan, jika sebagian orang menganggap bahwa itu penyesalan aku kira itu hanya sudut pandang. Tuhan aku yakini ini drama yang berujung berkah. Aku yakini ini proses dari-Mu agar membuatku bisa berdiri dikakiku sendiri dengan segala keadaan yang membuatku berada di titik terendah bahkan setara dengan tanah.  Tuhan aku rindu Dia yang sekarang telah tenang di rumah keabadiannya. Aku harap Dia tak menatapku dengan tatapan yang tak ingin kuharapkan sepanjang hidupku. 

Aku rindu senyum menggodanya, aku rindu dengan kerja kerasnya untuk bisa membuatku merasa nyaman walau hanya berdua. Aku rindu dengan petuah-petuah yang kadang sedikit keras namun bermakna untukku dan keluargaku lainnya. Tuhan aku rindu Dia. Bisakah kau titipkan salam rinduku, oh.. jangan bisakah kau titipkan pesanku bahwa aku akan berusaha hingga akhir. Hingga aku bertemu dengannya di Jannah-Mu kelak. tolong sampaikan padanya jika sebentar lagi putri yang bukan semata wayangya melainkan putri keduanya ini akan bersandang gelar sarjana. Tuhan aku Rindu padanya. Tuhanku yang maha baik, nanti ketika aku berubah menjadi tak lagi lembut, ampuni aku. ampuni jika aku melewati batas yang telah Kau atur dalam undang-undang-Mu sebagai anak manusia yang penuh nafsu.

Saat Aku Di Posisi Titik Terendah

Kali ini aku ingin menjelaskan apa yang berkecamuk dihatiku dan pikiranku

aku merasa dimana aku tak bisa bangkit lagi..

aku berada di titik dimana aku lelah dengan semua pekerjaan yang ku lakukan dan dipandang sia-sia

aku merasa bahwa aku tak punya semangat untuk bisa berjalan dengan kaki ku sendiri

aku merasa bahwa tak ada seorang pun yang mengerti aku dan kepedihanku

 iyaa.. aku merasa demikian 

aku selalu mengalihkan perhatianku untuk sesuatu yang membuatku senang, tetapi nyatanya tidak demikian

senang itu masih jauh dariku, aku masih di tempat yang sama

titik NOL, aku selalu mencoba untuk tersenyum apapun yang menimpa pada diriku

tapi nyatanya aku gagal, raut mukaku tak bisa menyembunyikan apa yang menjadi bebanku

apa aku satu-satunya orang yang sedang terpuruk saat ini, pikiran keji pernah bersarang

aku ingin semua orang merasakan apa yang aku rasakan saat ini. jatuh, terpuruk, tak punya tujuan, semua yang sedang aku alami saat ini..

 

TAPI... sesuatu menyentuh hatiku, aku...

 

aku salah dengan pikiran yang radikal layaknya tak punya Tuhan.

mungkin iya aku berada di titik terendah, tapi aku tak sendirian, Sang Pemilik hidup masih bersamaku

masih ingin aku bangkit, masih ingin terus mencoba dan mencoba sampai aku tak pernah mengenal kata menyerah .

aku harus tetap berdiri diatas kakiku meskipun terseok, meskipun ada cipratan lumpur yang akan menjamuku. aku harus tetap tegakkan kepalaku

berat rasanya, tapi semua itu kewajibanku, selangkah lagi aku merdeka, mungkin ini final ujian yang harus aku tempuh, aku lelah... tapi rasanya lelah tak hanya aku yang rasa, masih ada orang lain yang juga bahkan lebih dari pada lelahku.

aku hanya kurang bersyukur, begitu ucapan seseorang yang telah menjadi kakak terbaikku .

aku hanya kurang fokus dan kurang percaya bisa menggapai mimpiku, aku hanya kurang itu

sehingga angin yang tak seberapa jauh menghampiriku yang berwajah seperti kertas dan menyeretku mengikutinya.

aku kurang berpegang teguh dengan pendirianku 

bahwa aku mampu untuk mencapai mimpiku, hanya itu

sekarang bukan waktunya untukku bermalas-malasan dan tetap diam ditempat, "you don't have anything to lose" . ya mungkin seperti itu bisa jadi memang seperti itu.

 

 

Tentang Kita


Jam berlalu berganti hari. 

Hari berlalu berganti bulan dan 

Bulan berlalu berganti tahun. 

Selama itu pun, aku masih menjadikanmu pria idamanku.

Aku pernah membayangkan , bagaimana kita duduk berdua dan bercerita mengabiskan waktu senja 

Aku tertawa, sekonyol itukah kita menghabiskan waktu bersama.

Atau sekonyol itukan kita yang lama tak bersua. 

Entahlah aku selalu menikmatinya dan ku pikir kau demikian .

Aku yang mencintaimu akan selalu menemukan ribuan alasan bagaimana aku bisa memilihmu 

Akan selalu menemukan jalan bagaimana aku tersesat dan kembali lagi padamu.

Aku.... Yang berangan-angan menjadi masa depanmu, engkau pasti tau itu.

Terima kasih untuk percaya yang melebihi apapun yang kau punya.

Terima kasih untuk memaafkan kesalahan yang berulang

Terima kasih untuk mengangkat daguku ketika ku tertunduk malu dengan penyesalaknku

Aku .. Yang tak mungkin bisa diam, selalu berceloteh bahwa rinduku padamu tak pernah hilang 

Berlebihankah aku ?

Kurasa demikian, aku yang tak bisa menyembunyikan bahagianku, dan aku tebak kau tau pasti itu

Karena aku yakinkan sekali lagi, aku mencintaimu pria idamanku.

Namun, jika kelak kita harus terpisah,bisakah kita menghabiskan satu hari bersama.

Lagi-lagi bercerita hal-hal yang kita lalui bersama, bisakah kita tertawa tanpa adanya beban di jiwa.

Bisakah ikatan kuat yang pernah kau letakkan sedikit kau longgarkan dan kau lepaskan.

Jika hal itu terjadi bisa apa kita yang hanya manusia ..

Yang hanya menjadi pemilik peran dengan arahan Sutradara pemilik Semesta..

Untukmu, yang ku yakin pembawa bahagia, 
jika memang Sang Sutradara berkendak rasamu tak seharusnya kau bagi untukku.. Aku percaya kau akan bijak mengatasinya.